Saya bingung harus memulai tulisan dari mana. Karena siapa sangka, kurang dari dua bulan lagi saya akan menikah. Ibu sedang sibuk-sibuknya menyiapkan tetek bengek pernikahan mulai dari gedung sampai katering dan pelaminan. Sedangkan saya? Terpisah berkilo-kilometer jauhnya, saya masih bergulat dengan thesis dan eksperimen program. Hahaha… *ini ketawa miris*
Meski begitu, tetap saya ingin membagi berita bahagia. Bahwa tanggal 6 April kemarin saya resmi dilamar oleh keluarga Abang, dan pinangan mereka telah disambut baik oleh keluarga saya 🙂 tentu saja Abang Zuhairi Sanofi yang melamar, sesosok pria yang tlah yakin memilih saya, pula saya pilih untuk menjadi calon ayah dari Anastasia saya kelak, insyaAllah.. (dan adik2nya :P) Well, sebelumnya kami memang sudah tukar cincin tunangan sejak Januari lalu; cincin di jari manis kiri saya yg berukir nama Zuhairi di dalamnya; bersama pasangannya di jari manis kiri abang dengan ukiran nama Intan..
Lalu bagaimana ceritanya saya bisa tiba-tiba akan menikah? Hehehe.. itu sih saya simpan untuk postingan lain aja yah. Yang jelas, rencana ini sangat sesuai dengan target saya untuk menikah sebelum usia 25 (dengan abang di usia 28), yang alhamdulillah dan insyaAllah mudah2an akan dikabulkanNya.. Sungguh nikmat mana lagi yang rasanya pantas saya dustakan. Pada postingan ini, yang akan saya beritahukan adalah proses dan progress persiapan pra pernikahan, serta deskripsi of what-so-called my dream wedding 😀 Berikut laporannya secara acak beserta gambar2 dengan keterangan untuk memudahkan. Buat para calon pengantin, atau yang tlah menjadi pengantin dan ingin sekedar bernostalgia rasa, selamat menyimak! 😀
1.Penentuan Tanggal:
Soal ini rada nyeleneh. Karena guess what, saya akan nikah berbarengan di tanggal yang sama dengan sohib dekat saya sejak SMP-SMA-KULIAH-sampe KERJA pun! LOL. Pernikahan kami cuma beda akad karena saya di 1 Juni sedangkan dia tanggal 2 nya. Tapi resepsi sama2 3 Juni which means kami gak bakal bisa saling menghadiri dan membantu persiapan pesta pernikahan satu sama lain.. T_T Sempat stress soal tanggal karena ga ada yg bisa ngalah (seriously bukan ga mau tapi ga bisa), alhasil menikahlah kami berbarengan di gedung berbeda…. *which then again means piala nikahnya bakal berada di tangan saya CUMA SATU HARI*
Kenapa saya keukeuh resepsi di 3 Juni dan enggak di bulan Mei, Juli, atau bahkan Agustus?! Karena pertama, bulan mei itu terlalu cepat, mengingat sepanjang persiapan ini saya tidak berada di Jambi. Eksperimen thesis saya dijadwalkan untuk kelar di akhir april, sehingga mei adalah tahapan dimana saya harus melaporkan tulisan thesis setiap minggunya ke dosen pembimbing. Karena hal ini bisa dilakukan online via email, jadi jika Mei saya berada di Indonesia, bagi dosen pembimbing saya itu bukanlah masalah alhamdulillah.. Mengingat saat ini saja saya sedang menuliskan chapter 3 dengan chapter 1 dan 2 yang sudah cukup okey. Alhasil Juni lah yang menjadi pilihan. Jadwal sidang thesis saya paling lambat 3 Juli, sedang jadwal prosesi wisuda 13 Juli. So within mid June-beginning of July saya mesti ada di Belanda lagi. Sehingga ini bisa ditetapkan sebagai jadwal bulan madu kami.. (Ya, saya yang akan memboyong abang ke Eropa :P) Karena jadwal puasa Romadhon kemungkinan adalah 18 Juli, lebaran di 20-an agustus.. Maka terlalu lama rasanya jika harus menunggu2 lagi, visa saya keburu habis di 31 Agustus, artinya waktu satu minggu terlalu pendek untuk bulan madu keliling Eropa, sedang September saya harus kembali ke Bandung untuk menentukan pilihan apakah akan lanjut di SBM atau tidak.
I know it sounds really complicated, so please, just agree with me to come on 3rd of June for my wedding reception. Ok? :))
2. Penetapan Gedung:
Setelah tanya sana-sini, dari mulai hotel Ratu sampai GOS Kota Baru, resepsi pada 3 Juni ini akan insyaAllah bertempat di Balai Prajurit Garuda Putih Jambi yang kebetulan *memang rezeki* kosong pada hari itu dan penuh di waktu2 lainnya. Kira2 begini nih bentuk gedungnya:
Sedangkan akadnya tanggal 1 Juni nanti akan bertempat di Masjid An-Nizhom yang lokasinya pas berada di depan rumah saya! Penghulu sudah okey untuk hadir pukul 8 pagi karena kebetulan hari itu hari jumat dan pukul 11an mesjid bakal penuh dengan orang2 jum’atan.. 😀 Awalnya saya dan Abang ingin akad di Mesjid Seribu Tiang, karena seumur2 rasanya saya belum pernah masuk ke dalam mesjid tersebut. Abang pun sudah lupa rasanya sholat disana. Namun mengingat keterbatasan waktu dan tempat yang lebih jauh dari rumah, diputuskan lah untuk menggunakan mesjid terdekat saja. Awalnya ibu dan ayah saya ingin akad di rumah saja, tapi momen perpindahan tanggung jawab yang insyaAllah hanya satu kali seumur hidup itu ingin sekali kami langsungkan di rumah Allah. Sehingga ide kami lah yang mereka turuti.. Alhamdulillah sepanjang proses persiapan ini ibu dan ayah saya sangat bersahabat dan tampak sekali, bahwa yang mereka inginkan adalah yang terbaik, dan kebahagiaan anaknya lah yang terpenting bagi mereka.. Subhanallah. Saya bersyukur memiliki orang tua yang sangat suportif 🙂
3. Souvenir sbg Oleh2 Keluarga dan Ucapan Terimakasih untuk seluruh tamu yg hadir:
Kalo ini sudah sejak jauh2 disiapin ibu saya. Bahkan sampai saat ini pun beliau masih meronce manik2 untuk dibikin kotak tissue, hiasan dispenser, dan mangkuk permen, yang rencananya akan dibagi2kan sebagai oleh2 ke keluarga besar. Saya salut dengan kemauan ibu untuk meluangkan waktunya dengan sentuhan tangannya sendiri dan kesabaran yang luar biasa. Saat di Bali liburan beberapa bulan lalu, beliau pun telah memboyong tiga ratusan gelang manik dari batu dan dua ratusan tempelan kulkas dari kayu. Juga saat ada saudara ke Lombok, ibu sengaja nitip dibelikan puluhan jepitan jilbab dan bros2 dari mutiara. So, awalnya saya pikir untuk ga perlu khawatir lagi soal ini.. Tapi lucunya, belakangan ibu saya tanya lagi, apa ya bagusnya untuk dijadikan suvenir utama? HAHAHA. Mungkin akhirnya beliau sadar bahwa agak aneh kalo suvenir tamunya nanti berbeda2.. Akhirnya setelah berdiskusi panjang dg mb ema, saya jadi dapet ide untuk menjadikan kelompen (selop khas belanda) dari kayu ini sbg suvenir utama yang akan dibuat dalam jumlah banyak, sedangkan yang lainnya menjadi suvenir terbatas bagi tamu2 penting atau yang datang duluan; semacam limited edition begitu.
Lucu kan yaah.. tinggal dikotak2in dg mika tembus pandang, dipitain, selipin/tempel kartu ucapan terimakasih dari kedua mempelai dehh.. 🙂
Berikut alternatif kotak2 untuk segala macam suvenir yang sudah saya sebutkan di atas tadi:
4. Tenda dan Dekor Pelaminan + Kamar Pengantin:
Ibu sudah kontak Syahrul Dekorasi Jambi untuk pegang urusan tenda dan pelaminan ini.. Sepertinya sih akan sepaket dg kamar pengantin, tapi nanti saya tanya lagi. Berhubung busana resepsinya nanti bertema Maroon dan Gold untuk kebaya (insyaAllah), dan merah/perak/hitam/gold untuk baju adat (Jambi or Kerinci dengan sunting Lampung), yang mana busana keluarga pun temanya pink+gold, maka jatuhlah pilihan tema tenda dan pelaminan resepsi sebagai berikut.. (tentu saja sesuai selera saya soal desainnya) 😀
Itu ada dua gambar gedung dan tenda yg diambil malam hari dan tampak lebih mewah/eksotis. Saya jadi kepikiran kerenan kalo nikahannya malem2 di Hotel Abadi kali yak? Tapi sudah pasti ditolak mentah2 baik oleh keluarga saya maupun keluarga abang, sih 😛
Untuk pelaminan di dalam rumah pasca akad di mesjid, saya suka tema2 di bawah ini.. tentunya tenda luarnya menyesuaikan (seperti contoh gambar di atas)
Soal kamar pengantin, saya naksir berat sama kamar pengantin teman saya di bawah ini.. tapi yah, ga begitu penting sih. Paling kalo mau yah dimirip2in dikit lah.. merahnya aja yg nanti diganti maroon/soft pink. Hehehe
5. Kartu Undangan:
Soal desain undangan sepenuhnya memang dari awal menjadi urusan kami berdua (saya dan Abang). Karena saya orangnya mendetail dengan pilihan kata2 yg cukup baik a.k.a romantis (:P) sedangkan abang suka desain dan rada2 nyeni (:D), maka kami membagi tugas: saya yg nyusun kata2nya + browsing template dan bikin desain kasarnya, sedangkan abang nanti yang akan menuangkannya dalam bentuk vektor PSD dengan Corel dan merapihkan (nambahin foto setelah prewed) dengan Photoshop. Awalnya saya ingin undangan berwarna hitam dengan tinta hitam-perak, sedang abang ingin undangan unik/simple berwarna warna putih dengan tinta hitam-perak juga. Kami pun menemukan beberapa undangan unik, lucu, dan elegan, sebelum akhirnya memutuskan untuk mendesain sesuatu yang seperti ini:
Undangan ini nanti bakal dipasang foto prewed kami berdua sbg cover depannya, dengan halaman dua berisikan inti undangan, dan halaman tiga berupa peta lokasi 🙂 Saya juga sedang mendesain website dan undangan versi digitalnya buat temen2 yg aktif facebookan ato twitteran namun ga kebagian undangan resmi.. Soal jumlah, ayah dan umi sedang me-list tamu2 mereka. Saya dan abang pun musti mulai nge-list siapa2 aja untuk dikirimi undangan resmi, dan siapa2 aja yg bisa dikirim versi digital 😛
6. Foto Prewed + Dokumentasi Akad dan Resepsi:
Karena rencana awalnya yang pengen akad di Masjid Seribu Tiang alias Mesjid Al-Falah Jambi gak tercapai (soalnya akad hari Jumat dan lokasi mesjid itu rada jauh dari rumah shg ribet urusan katering pasca akad yg ga mungkin make ruangan mesjid), akhirnya kami merencanakan untuk prewed aja disana.. Awalnya ayah saya dengar kata prewed langsung pengen protes, tapi begitu dijelasin kalo prewednya islami dan ga kaya prewed kebanyakan, yaitu foto pake baju muslim/gamis/kaftan dan baju koko dengan pose lagi ngaji dan lagi cium tangan buat nanti dipajang jadi cover undangan.. ayah langsung senyum setuju! 😀
Kira-kira begini nih posenya, yang kalo kata abang mah tinggal dipoles sedikit konsepnya:
Soal prewed ini saya kesengsem sama hasil jepretannya Deddy Baros Jakarta di foto2 prewed temen saya Rhonaz dan pasangannya. Tone dan ekspresinya dapet banget.. (selain memang modelnya ganteng dan cantik sih. Hehehe)
Cuma saya kurang yakin beliau ini mau didatengin ke Jambi khusus untuk foto prewed doang ato engga :)) well, belum saya kontak sih.. rada takut budget membengkak 😀
Kalo buat akad dan resepsi, awalnya ibu saya udah kontak fotografer, tapi beliau sendiri ga yakin waktu saya tanyain hasil fotonya gimana dan siapa nama fotografernya itu.. akhirnya sama ibu dibatalin dan diikutilah saran saya untuk nyewa MY Photography saat akad dan resepsi. Berikut hasil foto mereka di wedding temen saya Widya dan Habib, serta beberapa foto lainnya yang menurut saya ketangkep banget momen candidnya:
MY Photography ini juga bikin video pernikahan yang rada mirip2 sama videonya Dian Pelangi dengan lagu Maher Zain Barakallahu sebagai latar. Saya langsung minta ibu nanyain paket foto+video akad+wedding sekaligus! Sayangnya hasil2 foto prewed mereka yang di dalam ruangannya saya kurang cucok.. tapi kalo mereka punya paket sekaligus prewed, dan fotografernya udah lebih banyak pengalaman, ga da salahnya dicoba sih 🙂
7. Baju Akad:
Saya ingin akadnya bertemakan Putri Seribu Satu Malam dengan gaun putih2 jilbab les perak/pink dan abang menggunakan jas putih ala Sukarno dengan sepatu aladdin! 😀 Bahan bajunya saya ingin yang berat/kasar, namun tetap jatoh. Bukan bahan loose seperti pakaian2 prewed. Berikut contoh2 bahannya:
Soal desain dressnya, saya serahkan pada sohib baik saya Yuni Susilawati. Hihihi.. Ini saya kasih contoh desainnya yg belum final di bagian bawah:
8. Baju Nikah:
Seperti yang sudah saya sebut sebelumnya, kebaya maroon dan Adat Jambi (atau Kerinci?) dengan Sunting Lampung. Jadi semua foto baju adat di bawah ini tinggal diganti suntingnya dengan sunting lampung (yaitu sunting di foto terakhir). Saya ingin lepas sunting saat pakai kebaya, dan pakai jilbabnya Inna La Perle yg lagi in di kawinan sekarang. Tapi balik lagi ke budget sih.. hehehe. Kita liat ntar pastinya pas saya pulang nanti 🙂 Kebaya dan baju adat ini baiknya menurut saya dan ibu nyewa aja.. krn takut ga kepake pasca nikah. Kalo baju akad kan ada kemungkinan masih kepake karena putih dan muslimah. Kebaya saya pribadi kurang begitu nyaman makenya 😀 Shg kalo nyewa, busana untuk abangnya mudah2an bisa lebih mudah menyesuaikan (secara nyewa kan sepasang).. Jadi semakin cepat saya pulang, semakin cepat kami bisa browsing, pesan, dan fitting.
9. Wedding Cake
Soal kueh, saya sudah pesan cupcakes either 2D or 3D dengan mba Ayu (guru saya di IEDUC semasa jadi tutor SBM dulu).. Beliau ahlinya cupcake2 cantik. Soal tema bahan filling dll masih didiskusikan. Karena lokas beliau gak di Jambi tapi di Bandung.. Jadi saya butuh adik saya, abang, tante, ataupun teman saya yg lokasinya di Jkt-Bdg yang tentunya bisa dipercaya untuk bawain kuenya naik pesawat dengan aman tanpa rusak sepanjang Jkt-Jambi. Well.. mudah2an ketemu solusinya. Do’ain yaah.. Berikut contoh2 kue hasil kreasi tangan Mb Ayu:
Kuehnya manis2 sekali, bukan? 😉
10.Honeymoon:
Sperti yang udah disinggung2 di atas tadi, bulan madunya insyaAllah bakal keliling Eropa (sambil finishing thesis!). LOL. Dan kalo budget n urusan visanya dimudahkan, kami berdua disehatkan, thesis dilancarkan, dan waktunya luang, ada niat untuk sekalian umroh ke Tanah Suci. Mudah2an do’a dan rencana kami diijabah Allah SWT.. Mengenai lokasi tujuan bulan madunya masih menjadi rahasia alias menyesuaikan mana yg kebetulan lagi murah, sekaligus menarik dan romantis 😀 Awalnya kami berdua ingin nonton Euro tim favorit saya Jerman either di Ukraine or di Poland (berhubung ada temen saya si Wildan yang tinggal di Poland), tapi melihat harga tiket stadionnya yang per orang aja udah 200an euro, hmm.. mikir2 lagi deh saya untuk mesen tiketnya 😛 Paling ntar kesana jalan2 aja sambil ngerasain hype-nya. Amiin..
11. Wew, apalagi yaa yang belum ke-list???
Hehehe.. yang jelas saya minta do’anya dari temen2 semua supaya apa2 yg telah dan sedang kami rencanakan mendapat ridho dari Sang Maha dan keluarga yang nantinya akan kami bangun bisa sakinah mawaddah warohmah berlandaskan uhibbukafillah, lillahita’ala.
Sekian progress report dari saya, mudah2an cukup clear meski postingannya ribet kebanyakan foto dan runutan penjelasannya juga ngabstrak abis.. 😀 Oh ya, kalo sekiranya ada list yg kelewatan belom saya jelasin ato emang simply ga kepikiran sama saya, mohon saya segera dikasi tau yaa! Maklum, penulisan postingan ini (termasuk persiapan pernikahan keseluruhan menjelang pulang) saya lakukan sembari running program dan nulis thesis 😛 Dalam rangka menyaingi teman saya yang menduakan thesis dengan mengurus anaknya yang baru lahir, dan teman lain yang sidang thesis dengan kandungan berusia 9 bulan pas, saya cuma mau bilang, di dunia ini ga ada yang ga mungkin, toh? Semua tergantung niat, usaha, do’a, dan tawakkal.. InsyaAllah 🙂
Salam dari Sang Calon Pengantin,
-ntunz-